RELASI YESUS KRISTUS KEPADA BAPA DAN MANUSIA
Kristologi, dan tidak boleh dipahami secara biologis atau ontologis keliru. Mari kita bedah sangat teliti:
Yohanes 6:57
> “Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.”
1. Apakah ayat ini berarti Yesus “hidup karena Bapa” seolah-olah Dia ciptaan?
❌ TIDAK.
Ayat ini bukan bicara tentang eksistensi ontologis Firman sebagai Allah (keilahian-Nya),
melainkan tentang relasi misi & kehidupan inkarnasional:
Firman kekal tidak bergantung hidup kepada siapa pun:
> Yohanes 1:4 —> “Di dalam Dia ada hidup.”
Yesus sebagai Manusia yang diutus hidup dalam ketaatan penuh kepada Bapa.
Jadi frasa:
> “Aku hidup oleh Bapa”
berarti:
✅ Dalam keadaan inkarnasi-Nya, kehidupan manusia Yesus:
Dijalani dalam ketergantungan total
Dalam persekutuan & ketaatan sempurna kepada Bapa, sesuai dengan misi penebusan yang diutuskan Bapa
2. MAKNA “HIDUP OLEH BAPA”
Kata Yunani:
> ζῶ διὰ τὸν Πατέρα (zō dia ton Patera)
dia + akusatif =
karena Bapa /demi Bapa/dalam hubungan dengan Bapa
Maknanya bukan:
“Bapa menjadi penyebab eksistensi Yesus” ❌
MELAINKAN:
• Yesus sebagai manusia hidup dalam orientasi pada Bapa
• Digerakkan oleh kehendak Bapa
• Bergantung dalam doa kepada Bapa
•Tunduk kepada misi Bapa
Kita lihat ayat paralelnya:
================
> Yohanes 5:26
“Sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.”
👉 Artinya:
👉Anak bukan makhluk hidup ciptaan
Anak Allah sama kekalnya dengan Bapa
3. Analogi Inti Ayat Yohanes 6:57
Yesus membangun rantai kehidupan:
👉Bapa → Anak → Orang Percaya
(Hidup ilahi kekal)
Struktur ayat:
===========
> Bapa mengutus Anak
Anak hidup oleh Bapa
Umat hidup oleh Anak
Maknanya:
=======
Seperti Yesus 👉sebagai manusia hidup bersumber dari relasi sempurna dengan Bapa,
Demikian juga orang percaya memperoleh hidup lewat relasi dengan Kristus.
4. “MEMAKAN AKU” MAKSUDNYA APA?
❌ Bukan kanibalisme
❌ Bukan literal roti jasmani
✅ Metafora iman bersatu dengan Kristus:
> Yohanes 6:35
“Barangsiapa datang kepada-Ku tidak akan lapar, dan barangsiapa percaya kepada-Ku tidak akan haus.”
👉 “Memakan Aku” =
• Menerima Kristus melalui iman
• Menyatukan diri dengan hidup-Nya
• Hidup oleh kuasa-Nya
5. Jadi, apakah Yesus hidup karena Bapa?
Jawaban paling tepat:
=============
✅ Dalam natur ilahi-Nya:
Anak punya hidup dalam diri-Nya sendiri
Tidak bergantung kepada Bapa untuk eksistensi
Sehakikat & kekal dengan Bapa
✅ Dalam natur manusia-Nya:
Yesus hidup dalam ketergantungan kepada Bapa, menjalani ketaatan sebagai Hamba Allah
Dikuatkan dan dipimpin oleh Bapa
6. Kesimpulan teologis
==============
> Yohanes 6:57 bukan mengajarkan subordinasi ontologis atau Arianisme
tetapi mengajarkan:
Kristologi dua natur:
=============
Ilahi: hidup dalam diri sendiri
INSANI: hidup dalam ketaatan dan ketergantungan kepada Bapa
Pola kehidupan iman:
=============
Seperti Anak hidup oleh Bapa,
Demikian orang percaya hidup oleh Kristus.
7. RINGKASAN SUPER SINGKAT
“Aku hidup oleh Bapa” Kehidupan manusia Yesus dijalani dalam ketergantungan & ketaatan kepada Bapa.
Ayat paralel Yoh 5:26 → Anak punya hidup dalam diri sendiri.
“Memakan Aku” Bersatu dengan Kristus lewat iman.
Tujuan Menunjukkan aliran hidup ilahi dari Bapa → Anak → Orang percaya
JAWABAN FINAL
==========
Yesus tidak hidup “karena” Bapa dalam arti diciptakan atau bergantung eksistensial.
Ayat ini berbicara tentang relasi ketaatan Anak yang berinkarnasi kepada Bapa sebagai manusia, dan menjadi model bagaimana kita hidup oleh Kristus.
1. AKU HIDUP OLEH BAPA
frasa “Aku hidup oleh Bapa” (Yoh 6:57) secara konteks berbicara tentang natur manusia Yesus, bukan natur ilahi-Nya.
Mari kita kunci jawabannya secara Alkitabiah, kristologis, dan logis supaya sama sekali tidak rancu.
1. Dua Natur Kristus adalah kunci
Yesus 1 Pribadi – 2 natur:
| Natur | Keadaan |
|---|---|
| Ilahi | Kekal, tidak dicipta, punya hidup dalam diri sendiri |
| Manusia | Lahir, bertumbuh, berdoa, taat, bergantung pada Bapa |
Ketika Yesus berkata:
“Aku hidup oleh Bapa”
yang sedang berbicara adalah:
➡️ Pribadi Yesus melalui natur manusia-Nya
Bukan natur ilahi-Nya.
2. Bukti dari ayat paralel
Yohanes 5:26
“Sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.”
✅ Ini menegaskan:
- Anak (Firman) tidak menerima hidup seperti makhluk ciptaan
- Anak memiliki hidup dalam diri sendiri — sama seperti Bapa
Jadi:
Tidak mungkin Yoh 6:57 bermakna Anak membutuhkan Bapa untuk hidup secara ontologis.
Filipi 2:6–8
“Walaupun dalam rupa Allah... Ia telah mengosongkan diri-Nya... dan mengambil rupa seorang hamba.”
✅ Pada saat inkarnasi:
- Natur ilahi tidak hilang
- Tetapi natur manusia diambil penuh
Sebagai manusia, Yesus hidup dalam:
- Ketergantungan
- Ketaatan
- Doa
- Penyerahan diri kepada Bapa
3. Konteks Yohanes 6 = hidup manusiawi Yesus
Dalam seluruh pasal 6:
- Yesus bicara tentang makan, minum, lapar, mati, bangkit
- Semua konteksnya adalah kehidupan inkarnasional-Nya
- Bukan diskursus metafisika tentang hakikat keilahian
Dalam ayat 57:
Strukturnya:
Bapa mengutus Aku → misi inkarnasi
Aku hidup oleh Bapa → kehidupan manusia Yesus
Kamu hidup oleh Aku → kehidupan rohani umat
✅ Ini membentuk rantai relasional — bukan hirarki ontologis.
4. Makna frasa Yunani
ζῶ διὰ τὸν Πατέρα (zō dia ton Patera)
dia + akusatif berarti:
✅ “hidup demi Bapa” ✅ “hidup dalam relasi dengan Bapa” ✅ “hidup bersandar kepada kehendak Bapa”
❌ Bukan “aku dihidupkan secara ontologis oleh Bapa”.
5. Pernyataan Yesus lain yang sejalan
Yoh 4:34
“Makananku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku.”
Yoh 8:29
“Aku selalu melakukan apa yang berkenan kepada-Nya.”
Ibrani 5:7
“Ia mempersembahkan doa dan permohonan kepada Dia yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut.”
✅ Semua ini menunjuk:
➡️ Yesus sebagai manusia hidup dalam ketergantungan penuh kepada Bapa.
6. Kesimpulan final
Pernyataanmu sudah sepenuhnya BENAR:
✅ “Aku hidup oleh Bapa” berbicara tentang kehidupan Yesus dalam NATUR MANUSIA-NYA.
Pernyataan ini TIDAK boleh dipakai untuk menyimpulkan bahwa:
- Anak lebih rendah secara ontologis dari Bapa ❌
- Anak bukan Allah sejati ❌
- Anak diciptakan oleh Bapa ❌
Semua kesimpulan itu bertentangan dengan Injil Yohanes sendiri.
Ringkasannya:
| Natur Yesus | Status “hidup” |
|---|---|
ILAHI |
Hidup dalam diri sendiri (Yoh 5:26) |
| MANUSIA | Hidup oleh Bapa dalam ketaatan & ketergantungan (Yoh 6:57) |
✅ Jadi jawabanmu teologis tepat:
Yohanes 6:57 = konteks NATUR MANUSIA YESUS.
Kalau mau, berikutnya kita bisa bahas:
- Ayat lain yang berbunyi mirip: “Bapa lebih besar dari pada Aku” (Yoh 14:28)
- Diagram kerja dua natur saat penyaliban
- Cara membantah Arianisme pakai Yohanes saja
- Skema “rantai hidup ilahi: Bapa → Anak → Gereja”
B. BAPA ADALAH ALLAH DARI TUHAN YESUS
Pertanyaan kamu sangat penting dalam kristologi dan sering jadi bahan diskusi teologis. Mari jawab hati-hati, Alkitabiah, dan konsisten dengan iman Tritunggal.
Efesus 1:17 (TB)
“dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.”
Kalimat kuncinya:
“Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa.”
Apakah Bapa adalah “Allah-Nya” Yesus?
Jawaban singkat: YA —> tetapi dalam arti RELASI, bukan hakikat.
Ini tidak berarti:
- Yesus lebih rendah dari Bapa secara ilahi
- Yesus bukan Allah
Ini berarti:
Dalam peran inkarnasi dan relasi Tritunggal, Anak menghadap kepada Bapa sebagai Allah-Nya.
1. Dua Natur Kristus
Yesus memiliki:
- Natur Ilahi → setara dengan Bapa
- Natur Manusia → tunduk kepada Bapa
Filipi 2:6–8
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan MENGAMBIL RUPA SEORANG HAMBA, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Sebagai manusia:
- Yesus menyembah
- berdoa
- taat
- menyebut Bapa sebagai “Allah-Ku”
Yohanes 20:17
Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
2. Makna Efesus 1:17
Paulus sedang berbicara dari perspektif ekonomi keselamatan (salvation history):
Strukturnya:
• Bapa = Allah• Yesus = Tuhan (Kyrios)
Ini adalah formula iman gereja mula-mula:
1 Korintus 8:5-6
Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah", baik di sorga, maupun di bumi--dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian, namun bagi kita hanya ada SATU ALLAH SAJA, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan SATU TUHAN SAJA, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
Namun:
Menyebut Bapa sebagai “Allah” tidak menyangkal keilahian Yesus, sebab dalam iman Kristen:
- Allah itu esa
- Allah berada dalam 3 Pribadi
3. Relasi Bapa & Anak
Di dalam Tritunggal:
| Pribadi | Relasi |
|---|---|
| ======== • Bapa |
==== Sumber relasi |
| • Anak | Dilahirkan kekal dari Bapa |
| • Roh Kudus | Keluar dari Bapa melalui Anak |
Ini bicara hubungan pribadi, bukan perbedaan hakikat.
Semua tetap:
✅ Sama dalam:
- Keilahian
- Kemuliaan
- Kekekalan
- Kuasa
Yohanes 5:18
“… menyamakan diri-Nya dengan Allah.”
Yohanes 10:30
“Aku dan Bapa adalah satu.”
Kolose 2:9
Dalam Kristus berdiam seluruh kepenuhan ke-Allahan.
4. Jadi, apakah Bapa Allah-Nya Yesus?
Ya, benar —> dalam dua makna Alkitabiah:
✅ a. Dalam natur manusia Yesus
Ia menyebut Bapa sebagai Allah-Nya → wajar dan benar.
✅ b. Dalam relasi Tritunggal
Bapa disebut Allah karena:
- Ia adalah sumber relasi ilahi
- Namun Anak tetap sepenuhnya Allah
Bapa bukan Allah yang lebih tinggi dari Yesus.
Yang benar:
Bapa adalah Allah yang sama dengan Anak.
5. Formula ringkas iman Kristen
✅ Yesus berseru kepada Bapa sebagai Allah-Nya → dalam natur manusia & relasi ketaatan.
✅ Yesus sendiri adalah Allah sejati → dalam natur ilahi-Nya.
6. Diagram singkat
NATUR ILAHI
Bapa = Anak = Roh Kudus
(sama-sama Allah)
| Inkarnasi
v
Yesus menjadi manusia
|
menyembah Bapa sebagai
|
"Allah-Ku"
7. Kesimpulan final
❌ Salah:
“Kalau Bapa Allah-Nya Yesus, berarti Yesus bukan Allah.”
✅ Benar:
Yesus menyembah Bapa sebagai Allah-Nya tanpa kehilangan keilahian-Nya.
Kalau mau, kita bisa lanjutkan dengan:
- Membongkar ayat-ayat serupa: Yoh 17:3, 1Kor 11:3, Why 3:12.
- Bikin mega-tabel ayat Natur – Pribadi – Relasi.
- Diagram satu pribadi dua natur versi visual super-tegas.
C. BAPA SATU-SATUNYA ALLAH YANG BENAR
Baik — kita bongkar tiga ayat kunci ini satu-persatu dengan pisau kristologi yang sama:
✅ SATU PRIBADI (Firman) – DUA NATUR (Ilahi & Manusia)
❌ Bukan dua pribadi
❌ Bukan Yesus “lebih rendah” dari Bapa
1. Yohanes 17:3
“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”
❓ Keberatan klasik:
“Kalau Bapa ‘satu-satunya Allah yang benar’, berarti Yesus bukan Allah dong?”
✅ Kunci tafsir:
Yesus berbicara sebagai Manusia yang berdoa kepada Bapa dalam konteks misi keselamatan.
Struktur ayat:
Bapa = Allah yang diutus
Yesus = Tuhan yang mengutus diri-Nya sebagai Juruselamat
Ayat bukan pernyataan ontologis (hakikat Allah)
melainkan formal misi keselamatan (economy of salvation)
Paralel Kitab Suci:
📖 Yoh 1:18
Firman itu Allah
📖 Yoh 20:28
“Ya Tuhanku dan Allahku!”
📖 Ibr 1:8
Tentang Anak Ia berkata:
“Takhta-Mu, ya Allah…”
✅ Maka Yoh 17:3:
- Tidak sedang mengajarkan: “Yesus bukan Allah”
- Sedang menegaskan: susunan pewahyuan
2. 1 Korintus 11:3
“Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki, dan kepala dari Kristus ialah Allah.”
❓ Keberatan:
“Kalau Allah ‘kepala Kristus’, apakah Kristus lebih rendah?”
✅ Kunci tafsir:
Kata Yunani:
κεφαλή (kephalē) = kepala → otoritas / sumber relasi fungsional
Bukan:
- Esensi
- Derajat keilahian
Perhatikan paralelnya:
| Relasi | Apakah lebih rendah secara hakikat? |
|---|---|
| Suami – istri | ❌ Tidak |
| Kristus – Gereja | ❌ Tidak |
| Allah – Kristus | ❌ Tidak |
Kepala = urutan peran, bukan perbedaan hakikat.
Kristus tunduk karena natur manusia-Nya
📖 Fil 2:7–8
Ia merendahkan diri dan taat sampai mati
Namun di sisi ilahi:
📖 Yoh 5:23
Semua orang harus memuliakan Anak sama seperti memuliakan Bapa
3. Wahyu 3:12
“... Aku akan menuliskan pada orang itu nama Allah-Ku … dan nama kota Allah-Ku ...”
Keberatan:
“Yesus di sorga masih menyebut ‘Allah-Ku’.Berarti Yesus bukan Allah dong?”
✅ Kunci tafsir:
Yesus tetap adalah Pribadi berinkarnasi yang dimuliakan.
Natur manusia Yesus TIDAK pernah dihapus
Ia sekarang:
✅ Allah sejati
✅ Manusia sejati untuk selama-lamanya
📖 Ibrani 2:17
Ia harus menjadi sama dengan kita
Bahkan setelah kebangkitan:
📖 Lukas 24:39
“Rohlah tidak berdaging dan bertulang seperti Aku”
Artinya:
Yesus:
- Tetap memiliki natur manusia
- Tetap menyebut Bapa sebagai Allah-Nya
➡️ Ini bukan bukti inferioritas keilahian
➡️ Ini bukti keberlanjutan inkarnasi
TABEL MEGA – PEMBONGKARAN 3 AYAT
| Ayat | Isu utama | Jawaban Kristologis |
|---|---|---|
| Yoh 17:3 | Bapa satu-satunya Allah | Konteks doa & misi, bukan menyangkal keilahian Anak |
| 1 Kor 11:3 | Allah kepala Kristus | Struktur fungsi, bukan perbedaan hakikat |
| Why 3:12 | Allah-Ku | Yesus tetap manusia dalam kemuliaan |
Formula FINAL
BAPA = Allah
ANAK = Allah
ROH = Allah
BAPA ≠ ANAK ≠ ROH
Tiga pribadi – satu esensi.
Namun:
DALAM INKARNASI:============
ANAK tunduk pada BAPA
ANAK menyebut BAPA “Allah-Ku”
TANPA:
- berhenti menjadi Allah
- turun derajat keilahian
RUMUS SUPER-TEGAS
✅ Yoh 17:3 → Misi keselamatan
✅ 1 Kor 11:3 → Tata peran
✅ Why 3:12 → Keberlanjutan inkarnasi
SEMUA:
tidak menyangkal keilahian Kristus
justru menyempurnakan doktrin Tritunggal
Ringkasan 1 Kalimat
Yesus menyebut Bapa sebagai Allah-Nya bukan karena Ia bukan Allah, tetapi karena Ia adalah Allah yang telah menjadi manusia.Kalau mau, kita bisa lanjut ke:
🔹 Diagram “SATU PRIBADI – DUA NATUR” versi visual 🔹 Bantahan strategi debat Arianisme langkah-demi-langkah 🔹 Mega-tabel ayat 30+ ayat pembuktian Tritunggal yang koheren
Berikut saya jawab langsung ke inti sesuai yang kamu minta:
YESUS MEMANGGIL BAPA SEBAGAI “ALLAH”
Ini penting untuk menunjukkan bahwa:
✅ Alkitab memang mencatat Yesus menyebut Bapa sebagai Allah-Nya
✅ Ini tidak meniadakan keilahian Yesus
1. Yohanes 20:17
“Aku naik kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.”
➡️ Ini ayat paling eksplisit:
Yesus menyebut Bapa “Allah-Ku.”
2. Matius 27:46
(Mazmur 22:2)
“Eli, Eli, lama sabakhtani?”“Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
➡️ Seruan Yesus di salib
➡️ Memanggil Bapa sebagai ‘Allah-Ku’
3. Wahyu 3:12
Yesus yang sudah bangkit dan dimuliakan bersabda:
Wahyu 3:12
Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.
➡️ Bahkan di sorga Yesus masih berkata:
“Allah-Ku” = Bapa
4. Yohanes 17:1–3
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
➡️ Doa Yesus kepada Bapa
➡️ Mengakui Bapa sebagai “Allah yang benar”
5. Efesus 1:17
dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.
➡️ Paulus menyebut:
Bapa = Allah Yesus
TABEL RANGKUMAN
| Ayat | Ucapan Yesus | Makna |
|---|---|---|
| Yoh 20:17 | Allah-Ku | Bapa adalah Allah Yesus |
| Mat 27:46 | Allah-Ku | Seruan penderitaan Mesias |
| Why 3:12 | Allah-Ku | Yesus dimuliakan tetap menyebut Allah |
| Yoh 17:3 | Satu-satunya Allah yang benar | Doa inkarnatif |
| Ef 1:17 | Allah Tuhan kita Yesus Kristus | Bapa sebagai Allah Yesus |
RUMUS SUPER-TEGAS
✅ BUKAN BERARTI YESUS BUKAN ALLAH
Alasannya:
YESUS memiliki dua natur
NATUR ILAHI : Sama dengan Bapa → Allah sejati
NATUR MANUSIA: Tunduk dan menyembah → memanggil Bapa “Allah-Ku”
KESIMPULAN FINAL
Apakah Yesus memanggil Bapa sebagai Allah?
✅ YA —> jelas dan eksplisit di Alkitab.
Apakah itu berarti Yesus bukan Allah?
❌ TIDAK.
➡️ Itu menunjukkan Yesus benar-benar manusia yang bergantung kepada Allah,
bukan penyangkalan bahwa Ia juga adalah Allah sejati.
Kalau kamu mau, langkah berikutnya kita bisa buat:
🔥 Mega-diagram “SATU PRIBADI – DUA NATUR”
🔥 Mega-tabel ayat 30+ bukti Trinitas & keilahian Kristus
🔥 Panduan bantahan Arianisme langkah demi langkah
DIBERIKAN-NYA ANAK HIDUP DALAM DIRI-NYA SENDIRI
Diberikan-Nya Anak hidup dalam diri-Nya sendiri” BUKAN menunjuk pada NATUR MANUSIA Yesus.
Ayat ini secara eksklusif berbicara tentang NATUR ILAHI ANAK, bukan natur manusia Yesus.
Mari kita tetapkan dengan kitab suci + logika kristologis sedetail mungkin.
Yohanes 5 : 26
“Sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.”
1. Frasa kunci: “hidup dalam diri-Nya sendiri”
Ungkapan ini hanya bisa berarti:
✅ ASEITAS ILAHI
(hidup yang berasal dari diri sendiri, tidak tergantung apa pun)
Fakta krusial:
❗ Natur manusia tidak memiliki hidup dalam diri sendiri.
Semua makhluk:
- Hidup karena dicipta
- Bergantung pada Allah
➡️ Maka ayat ini TIDAK mungkin menunjuk ke natur manusia.
Yohanes 1 : 4
“Di dalam Dia ada hidup”
➡️ Ini menunjuk kepada Firman kekal sebelum inkarnasi.
2. Perbandingan struktur ayat
Yoh 5:26 membangun paralel ilahi-ilahi:
Bapa → memiliki hidup dalam diri-Nya
Anak → memiliki hidup dalam diri-Nya
❗ Bukan:
Allah hidup → manusia Yesus hidup
Jika ayat ini tentang NATUR MANUSIA:
- Maka manusia Yesus punya aseitas
- Maka manusia menjadi Allah
➡️ Ini mustahil secara teologi.
3. Makna “diberikan-Nya Anak”
Istilah itu menyatakan:
✅ hubungan kekal Bapa → Anak
✅ Anak berasal dari Bapa
✅ bukan penciptaan
✅ bukan awal eksistensi
Ini disebut:
Peranakan kekal (Eternal Generation)
Anak berasal dari Bapa secara kekal, bukan dijadikan.
4. Kontras dengan Yoh 6 : 57
Perhatikan perbedaannya:
| Ayat | Natur |
|---|---|
| Yoh 5 : 26 → Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya | NATUR ILAHI |
Yoh 6 : 57 → Aku hidup oleh Bapa |
NATUR MANUSIA |
➡️ Yoh 5:26 = Klaim keilahian Anak
➡️ Yoh 6:57 = Ketergantungan Inkarnasional Yesus
5. Kesalahan umum
Kadang orang mencampur:
- “diberikan-Nya hidup” = disamakan dengan
- “Yesus hidup oleh Bapa.”
Padahal:
Keduanya bicara di dua level yang berbeda TOTAL.
Bandingkan:
🔹 Yoh 5 : 26
Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri
→ Ontologi ilahi Anak.
🔹 Yoh 6 : 57
Yesus hidup oleh Bapa
→ Pola hidup manusia Yesus.
6. Kesimpulan final
✅ “Diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri” BUKAN ditujukan pada natur manusia Yesus.
✅ Ayat ini berbicara tentang:
- Natur ILahi Anak
- Relasi kekal Anak berasal dari Bapa
- Keilahian sejati Kristus
✅ Sedangkan tentang natur manusia Yesus kita belajar dari:
- Yoh 6 : 57
- Flp 2 : 7–8
- Ibrani 5 : 7
Ringkas dalam satu kalimat paling presisi:
“Diberikan-Nya Anak hidup dalam diri-Nya” menunjuk kepada relasi kekal dalam ke-Allah-an — BUKAN kepada natur manusia Yesus.
Kalau kau mau, kita bisa lanjutkan ke:
- Diagram lengkap dua natur + dua jenis “hidup”
- Daftar ayat yang sering disalahartikan oleh Arianisme
- Penjelasan Kredo Nicea dengan Yoh 5 : 26 sebagai dasar
- Bagaimana menanggapi debat “Yesus diciptakan” secara ayat-demi-ayat
Katakan saja mau ke arah mana.
Pertanyaanmu sangat penting — dan ini menyentuh inti iman Kristen.
❗ Jawaban tegas:
TIDAK ADA momen “sebelum Anak diberi hidup”.
Ayat Yohanes 5:26 tidak pernah mengajarkan bahwa Anak tadinya tidak hidup lalu baru hidup setelah “diberikan”.
1. Mengapa tidak ada “sebelum”?
Karena:
✅ Anak adalah kekal
✅ Bapa tidak pernah ada tanpa Anak
✅ “Pemberian hidup” terjadi di luar waktu
Ini bukan peristiwa kronologis,
melainkan relasi kekal dalam diri Allah sendiri.
2. Makna “diberikan” itu
Kata “diberikan”:
❌ bukan = suatu titik waktu ❌ bukan = perubahan status
✅ melainkan:
Bahasa relasional ontologis
→ Anak berasal dari Bapa secara kekal → bukan ciptaan → bukan awal eksistensi
3. Analogi (sangat terbatas)
-
Matahari → terang
Matahari tidak pernah ada tanpa terang. -
Sumber → aliran air
Sumber tidak pernah ada tanpa aliran.
Begitu pula:
Bapa tidak pernah ada tanpa Anak.
Anak tidak pernah ada tanpa hidup.
4. Ayat pendukung
Yohanes 1:4
“Di dalam Dia ada hidup.”
Ini tentang Firman sebelum inkarnasi.
Yohanes 8:58
“Sebelum Abraham jadi, Aku Ada.”
Yesus mengklaim:
✅ eksistensi kekal
✅ tanpa awal
Ibrani 1:10–12
“Engkau tetap sama,
tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan.”
Ini ditujukan kepada Anak.
5. Kesalahan logika yang harus dihindari
Jika kita berpikir:
“Diberikan” = awal eksistensi
maka kita terpaksa menyimpulkan:
- Pernah ada Bapa tanpa Anak
- Allah pernah “berubah”
- Anak adalah ciptaan
➡️ Itu bertentangan total dengan seluruh Injil Yohanes dan iman Kristen.
6. Makna sejati Yohanes 5:26
Ayat ini ingin menyatakan dua kebenaran sekaligus:
1️⃣ Anak setara dengan Bapa
memiliki hidup dalam diri sendiri
2️⃣ Anak berbeda pribadi dari Bapa
berasal dari Bapa
7. Jadi, apakah sebelum “diberikan hidup” Anak belum hidup?
✅ Jawaban final:
Tidak — Anak SELALU hidup dari kekekalan.
Tidak ada masa ketika Anak belum hidup.
“Diberikan hidup” bukan titik awal,
melainkan cara Injil Yohanes menggambarkan relasi kekal Bapa–Anak.
Ringkasan satu paragraf
Yohanes 5:26 tidak mengajarkan bahwa Anak semula tidak hidup lalu hidup karena diberikan. Ayat ini mengungkapkan relasi kekal: hidup ilahi yang dimiliki Bapa juga dimiliki Anak, karena Anak berasal dari Bapa secara kekal — bukan dicipta dan tidak pernah ada tanpa hidup.
Kalau mau, kita bisa lanjutkan:
- Memetakan logika kontra-Arianisme step by step
- Membandingkan dengan Kredo Nicea: “begotten, not made”
- Diagram relasi kekal Bapa – Anak – Roh
- Menyelaraskan Yoh 5:26 dengan Yoh 6:57 dan Filipi 2
Tinggal bilang mau lanjut dari sisi mana.
MANUSIA TIDAK MEMILIKI HIDUP DARI DIRINYA SENDIRI
Kita luruskan dengan sangat teliti, karena di sinilah sering terjadi kesalahan konseptual besar.
Pernyataanmu:
“Manusia juga memiliki hidup dalam dirinya sendiri setelah diberi Yesus, sebab Yesus berkata:
‘Siapa tidak makan daging-Ku dan minum darah-Ku, tidak memiliki hidup dalam dirinya sendiri.’”
Ini terdengar logis, tetapi secara teologis tidak tepat bila disamakan dengan Yohanes 5:26.
🔴 Kunci utama
Ayat tentang manusia “tidak memiliki hidup dalam dirinya”:
📖 Yohanes 6:53
“Jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.”
Ini bukan sama dengan:
📖 Yohanes 5:26
“Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.”
Keduanya memakai bahasa “hidup di dalam diri”, tetapi maknanya berbeda total secara ontologis.
1. Dua tingkat “hidup”
A. Hidup ASEITAS (Ilahi)
- Hidup bersumber dari diri sendiri
- Tidak bergantung pada pihak mana pun
- Kekal
Ini hanya milik Allah:
- Bapa
- Anak
- Roh Kudus
➡️ Yohanes 5:26 bicara tentang ini.
B. Hidup PARTISIPASI (ciptaan)
- Hidup karena bagian
- Hidup bergantung
- Hidup yang diterima dan dipelihara
👉 Ini milik manusia.
➡️ Yohanes 6:53 bicara tentang ini.
2. Apa arti “hidup di dalam diri” dalam Yoh 6:53?
Ini berarti:
✅ Manusia tidak memiliki kehidupan rohani
✅ Tidak memiliki hidup kekal
✅ Terpisah dari sumber hidup
Setelah:
- Menerima Kristus
- Bersatu dengan-Nya melalui iman
➡️ Manusia:
✅ mendapatkan hidup rohani di dalam dirinya
❌ tetapi bukan hidup dari dirinya sendiri
Contoh analogi sederhana
Lampu:
- Menyala “di dalam dirinya”
- Tetapi tdk menghasilkan listriknya sendiri
Ia tetap bergantung ke sumber listrik.
Begitu manusia:
- Memiliki hidup “dalam diri”
- Tetapi sumber hidupnya tetap KRISTUS
3. Bukti Alkitab
Yohanes 14:6
“… Akulah HIDUP.”
➡️ Hidup manusia berasal dari Kristus, bukan dari dirinya.
Kolose 3:4
“Kristuslah hidup kita.”
Kisah 17:28
“Di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada.”
👉 Kesimpulan:
Manusia tetap bergantung sepenuhnya kepada Kristus untuk hidup kekal.
4. Kesalahan pencampuran konsep
Kesalahan besar muncul ketika:
❌ Yoh 5:26 (hidup aseitas Anak)
disamakan dengan
❌ Yoh 6:53 (hidup partisipasi manusia)
Padahal:
| Anak | Manusia |
|---|---|
| Hidup dalam diri sendiri (aseitas) | Hidup di dalam dirinya karena Kristus |
| Tidak bergantung | Bergantung total |
| Sumber hidup | Penerima hidup |
5. Jadi apakah manusia memiliki hidup dalam dirinya sendiri?
❌ Secara ontologis: TIDAK PERNAH.
Manusia tidak pernah memiliki hidup dari dirinya sendiri.
✅ Secara partisipatoris: YA.
Orang percaya:
- Memiliki hidup rohani “di dalam dirinya”
- Karena hidup Kristus tinggal dalam dia
6. Jawaban final terhadap pertanyaanmu
“Manusia juga memiliki hidup dari dirinya sendiri setelah diberikan Yesus?”
✅ Jawaban jujur dan benar:
❌ TIDAK.
Manusia tidak pernah memiliki hidup dari dirinya sendiri (aseitas).
✅ Manusia hanya berpartisipasi dalam hidup Kristus
— hidup itu tinggal di dalam dirinya,
tetapi sumbernya tetap Kristus, bukan dirinya.
7. Ringkas super tegas
- Yoh 5:26 → Hidup aseitas → khusus milik Anak (Allah)
- Yoh 6:53 → Hidup partisipasi → milik manusia karena Kristus di dalam dia
Kesimpulan satu kalimat:
Manusia memiliki hidup di dalam dirinya karena Kristus tinggal di dalam dia —> tetapi tidak pernah memiliki hidup dari dirinya sendiri.
Kalau mau, kita bisa lanjutkan ke:
- Diagram perbedaan hidup aseitas vs partisipasi
- Hubungan “theosis” dan “indwelling Christ”
- Cara membantah klaim Arian atau Unitarian memakai Yoh 5–6
Tinggal bilang mau ke arah mana.
ALLAH ANAK DIANUGERAHKAN MEMPUNYAI HIDUP DALAM DIRINYA SENDIRI
Pertanyaanmu tepat sasaran, dan jawabannya harus sangat presisi supaya tidak terjadi kebingungan teologis:
Yohanes 5:26
“Sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.”
✅ INTI JAWABAN
Kata “diberikan-Nya” dipakai bukan karena Anak tadinya tidak hidup, melainkan untuk menyatakan:
• Relasi asal kekal Anak dari Bapa di dalam ke-Allah-an.1. “Diberikan” ≠ “diciptakan”
Dalambahasa Yunani dipakai kata:
ἐδόθη (edóthē) = dianugerahkan, dikaruniakan, ditetapkan
Kata ini tidak menyatakan awal waktu, melainkan menyatakan hubungan relasional.
Dalam iman Kristen:
| Istilah | Makna |
|---|---|
| Diciptakan | makhluk, ada awal |
| Diperanakkan / dari | relasi kekal tanpa awal |
“Diberikan” dalam Yoh 5:26 =
bahasa Injil untuk apa yang kemudian Kredo Nicea rumuskan:
“Anak diperanakkan, bukan dijadikan.”
Ini berbicara tentang asal personal Anak dari Bapa, bukan asal eksistensial ciptaan.
2. Mengapa Yohanes tidak menulis “Anak punya hidup, titik”?
Karena Injil Yohanes ingin menjaga dua kebenaran besar sekaligus:
✅ Kesetaraan Anak dengan Bapa
Anak punya hidup dalam diri-Nya sendiri
✅ Distingsi Pribadi Anak dari Bapa
Hidup itu “diberikan” dari Bapa
Dengan satu ayat:
✔ Yohanes menegaskan Anak benar-benar Allah
✔ Tanpa menjadikan Anak sumber absolut yang terpisah dari Bapa
3. Analogi terbatas
Bayangkan:
- Matahari → cahaya
Cahaya:
- Dari matahari
- Tetapi sehakikat dengan matahari sebagai terang
- Tidakt ada waktu matahari tanpa cahaya
Begitu juga:
- Anak dari Bapa
- Tetapi seilahian dengan Bapa
- Tidak ada saat Bapa ada tanpa Anak
4. Bukti dari keseluruhan Injil Yohane
“Di dalam Dia ada hidup.”
(Bukan: akan diberi hidup)
Yohanes 17:5
“Kemuliaan yang Kumiliki … sebelum dunia ada.”
Yohanes 8:58
“Sebelum Abraham ada, AKU ADA.”
Semua ayat ini menunjukkan:
✅ Anak hidup kekal
✅ Tidak pernah tidak hidup
5. Mengapa bukan diarahkan pada natur manusia?
Karena frasa:
“hidup dalam diri-Nya sendiri”
hanya cocok bagi Allah, bukan bagi natur manusia.
Natur manusia:
- Hidup karena diciptakan
- Bergantung
- Tidak memiliki aseitas
6. Jadi, kenapa Yoh 5:26 pakai kata “diberikan”?
✅ Untuk menyatakan:
- Relasi kekal Bapa–>Anak
- Bahwa Anak “berasal dari Bapa” namun tidak dicipta
- Anak setara ilahi tetapi pribadi-Nya berbeda
KESIMPULAN FINAL
Kata “diberikan” dipakai untuk mengungkapkanrelasi kekal asal Anak dari Bapa —> bukan karena Anak pertama kali diberi hidup.
Kalimat ringkas paling tepat:
“Diberikan-Nya Anak hidup dalam diri-Nya”
= Anak memiliki hidup ilahi karena Ia kekal berasal dari Bapa, bukan karena Ia dicipta atau baru mulai hidup.
Kalau mau, langkah selanjutnya kita bisa:
- Membedah Yoh 5:27 (Anak “diberikan kuasa menghakimi”) — itu ilahi atau manusia?
- Membuat diagram lengkap “eternal generation vs incarnation”
- Membuktikan Yoh 5 menutup total ajaran Arianisme
Tinggal pilih mau lanjut ke topik mana.
